Kamis, 02 September 2010

Pesta kami, duka Sang Raja

Tuhan,
Kepala kami berpesta dengan mahkota kesombongan
Mata kami berpesta dengan kedipan ketidakadilan
Mulut kami berpesta dengan bahasa kemunafikan
Hati kami berpesta dengan kasih yang diskriminatif...
Tangan kami berpesta dengan kepalan kekuasaan
Kaki kami berpesta dengan jejak kezaliman

Tubuh kami berpesta namun kau tampak murung....

Owww...... kami mendukakanmu Tuhan.....
Ampuni kami ya Tuhan.................

Mengejar Sang Mimpi

aku bertemu Sang Mimpi:

Berjubah putih tanda ketulusan,
dengan alas kaki kesejahteraan......
berikatpinggang kesabaran,
tangan kanan menggengam pedang keadilan,
tangan kiri melekat perisai keuletan
berkalung emas kerendahan hati
berhiaskan mahkota cinta kasih

Ku jatuh cinta padanya
ingin hati memeluknya ...
Ku mencoba menjangkaunya, semampu-mampu keterbatasan diri....

Namun, dia menjauh, berlari kencang menembus ruang dan waktu....
Aku trus mengejarnya....
Ahh... semakin ku lari, semakin dia jauh...

Hingga tersadar aku dari tidurku, dalam nafas baru di pagi itu
Sang Mimpi belum jua kutangkap....
Dia menjelma menjadi asa di alam nyata, visi nan jauh di mata.....

Ku usap mata, sadarkan jiwa, ku genggam erat tanganku dan
canangkan tekad:

"Kan ku kejar dikau Sang Mimpi,
lalui jalan berliku penuh kerikil tajam,
telusuri lorong waktu dan glapnya ruang hidup,
tak peduli panas ataupun hujan,
hingga Ku tangkap dan peluk erat dikau,
hingga kau menjelma menjadi cintaku dan hidupku........"

damai yang mahal

Damai.... 'ntuk membicarakanmu,
brapa rupiah harus dikumpul bermodal proposal tuk sebuah Seminar Perdamaian

Damai..... 'ntuk menemukanmu,
brapa rupiah harus kami investasikan untuk membuat rusuh....

Damai.... 'ntuk menghalangimu,
brapa rupiah harus kami relakan supaya tak hilang kuasa disaat damai tiba....

Damai.... 'ntuk membuat orang berdamai,
brapa rupiah harus kami keluarkan untuk ganti rugi para pihak...

Damai..... kami takut kau tiba dan ganggu strategi politik kami....
siapa harus kami korbankan dan mangsa supaya kekacauan selalu ada ?

Damai.... nilai uang tak mampu membayar harga diri demi sebuah kerendahan hati untuk berdamai

Damai.... mungkinkah engkau objek bisnis potensial ? ataukah kau tlah menjelma sebagai komoditi impor-ekspor ? Berapakah modal investasi untuk Mem-bisnis-kanmu duhai damai ?

Damai.... mahal engkau......
Kau sering ingin hadir dengan bayaran mata uang 'air mata' saat saat mata uang itu banyak palsunya...

Darahpun seakan tak sanggup membuat kami bertemu dikau wahai damai....

Sang Raja Damai, Penguasa Kedamaian, pun harus membayarnya dengan kehinaan, penolakan, siksa, hianat, cambuk, salib dan darah !!!!

Damai.....
Mahal... tapi Sang Dunia merindumu bersama bergandeng tangan mesra menuju sorga.......

Toudano, 6 Des 09....