HALAMAN SPESIFIK

Kamis, 02 Mei 2024

Litani Sang Fana dan Sang Waktu

Aku, sang fana. Bertanya kepada Sang Waktu: "Mengapa berlalumu begitu cepat? Aku tak bisa mengejarmu!"

Sang Waktu, menjawab: "Tidak! Itu hanya perasaanmu saja. Aku sejak dahulu kala, hanya berjalan normal, tidak melambat, tidak juga mempercepat langkahku."

"Ah, mengapa tanggal dan bulan yang sama di tahun yang lalu, kini aku jumpai lagi, padahal waktu itu, seperti baru kemarin? Doa dan asa sepertinya baru saja terucap, apalagi terjawab," tanyaku lagi.

Lalu, Sang Waktu berucap sambil tersenyum. Katanya: "Coba kau urai, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari yang telah kau lewati. Engkau akan berjumpa dengan seribu jawaban dari satu permohonan doa!"

Lalu, aku pun mencoba mengeja waktu, sebagaimana saran Sang Waktu. Dan, ternyata benar, di setiap detik yang kulalui, selalu saja ada jawab terhadap doa dan asa. Setidaknya, lebih dari satu tarikan nafas, dan detak jantung di setiap detik. Yah, sejuta jawab atas doa dan asa tentang nafas kehidupan. Dan ternyata, tentang doa dan asa, aku hanya meminta bukan setiap detik, tetapi mungkin hanya sekali setiap hari, mengawali tidur malamku.

Sang Waktu tersenyum sambil mengeja satu kalimat dengan sejuta makna: "Bersyukurlah kepada Tuhan!"

Aku, Sang Fana. Bersyukur di detik ini. Terima kasih Tuhan untuk sejuta jawaban dalam sedikit permohonan dan setitik asa 🙏

*Jakarta, 02052024*



Tidak ada komentar:

Posting Komentar