Percuma merayakan Natal tanpa meresapi maknanya. Karena sesungguhnya natal adalah tentang pemaknaan.
Untuk memetik makna sebuah perayaan berbagai macam cara dapat dilakukan, yang tujuannya untuk merefleksikan makna dari perayaan tersebut dalam konteks kehidupan kita.
Saya memilih puisi sebagai salah satu media refleksi diri dan refleksi kontekstual perayaan natal.
Puisi-puisi tersebut dipublikasikan melalui media dengan platform blog (kompasiana.com) maupun 3 (tiga) buku antologi puisi yaitu: Swara Nurani (2016), Jejak-Jejak Sang Fana (2021) dan Cinta Meronta Menerjang Pandemi (2021).
Beberapa dari puisi tersebut, dibacakan oleh teman-teman dalam beberapa ibadah pra natal, malam natal hingga ibadah natal.
Berikut ini adalah judul dan penggalan bait dari puisi-puisi Natal tersebut bersama dan linknya. Semoga bermanfaat.
1. Titip Rindu kepada Malam Natal (Des 2021)
".....Aku merindukan kehangatan pelukanmu dan nada suara penuh kedamaian, di malam natal penuh cinta. Narasi-narasi sederhana penuh makna, yang lahir dari rahim hati yang tulus ..."
Selengkapnya Klik di sini