T@juK

Tampilkan postingan dengan label Menulis Kreatif. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Menulis Kreatif. Tampilkan semua postingan

Rabu, 22 Desember 2021

Kumpulan Puisi Natal

Percuma merayakan Natal tanpa meresapi maknanya. Karena sesungguhnya natal adalah tentang pemaknaan.

Untuk memetik makna sebuah perayaan berbagai macam cara dapat dilakukan, yang tujuannya untuk merefleksikan makna dari perayaan tersebut dalam konteks kehidupan kita.

Saya memilih puisi sebagai salah satu media refleksi diri dan refleksi kontekstual perayaan natal. 

Puisi-puisi tersebut dipublikasikan melalui media dengan platform blog (kompasiana.com) maupun 3 (tiga) buku antologi puisi yaitu: Swara Nurani (2016), Jejak-Jejak Sang Fana (2021) dan Cinta Meronta Menerjang Pandemi (2021). 

Beberapa dari puisi tersebut, dibacakan oleh teman-teman dalam beberapa ibadah pra natal, malam natal hingga ibadah natal.

Berikut ini adalah judul dan penggalan bait dari puisi-puisi Natal tersebut bersama dan linknya. Semoga bermanfaat.

1. Titip Rindu kepada Malam Natal (Des 2021)

".....Aku merindukan kehangatan pelukanmu dan nada suara penuh kedamaian, di malam natal penuh cinta. Narasi-narasi sederhana penuh makna, yang lahir dari rahim hati yang tulus ..."

Selengkapnya Klik di sini 

Senin, 27 Juli 2020

Corona oh Corona (2)

Kumpulan Puisi tentang dan di Masa Pandemi Covid-19

(1) Merindu Kurang 

"Covid prayer" || www.thenivbible.com 



Nikmatnya ketambahan, apalagi ketambahan itu beraroma positif
Semua yang positif adalah berkat, pikirku pada suatu masa sebelum masa kini 

Namun kini aku merindu kurang, bukan tambah
Mengapa?

Tambah menambah itu semakin membuat resah hati
Deret-deret angka yang tak diharap
Angka angka tentang jeritan anak manusia yang berlabel positif 

Tuhan,
Aku merindu kurang hari ini...
Kami merindu kurang, untuk selamat negeri kami
Kurangilah si mahluk super mikro itu
Jika pun ada angka biarlah angka nol

(2) Kekang Kepakan Sayapmu untuk Kita 

Kau dicipta dengan hak bebas, kehendak bebas
Guru filsafatku menyebutnya: "free will"
Bebas hidup, terbang kesana kemari menggauli angkasa
Nuranimu yang bebas adalah kompas untuk kepakmu

Kepakmu memang bebas berkepak,
mengangkat raga tinggi ke angkasa lalu melintasi segala benua
Tapi, bisakah sebulan ini saja kau kekang kepakan sayapmu?
Kekang bebasmu terbang sana sini 

Kau sudah tahu, pemangku kuasa
telah ingatkan,  bahaya jika kau terbang semaumu,
kau bisa terbunuh bukan oleh peluru,
tapi oleh mahluk tak berkepak,
yang terbang dari Wuhan menumpang kepak besi

Mahluk halus bukan setan itu, bisa menumpang di kepakmu,
mencari celah dalam ragamu tuk merasuk masuk
hingga hentikan detak jantungmu,
dan kepakmu tak berdaya lagi.... mati!

Atau jika bukan kau yang mati,
relakah kau membiarkan kekasih hati dan buah hatimu
jadi korban si mahluk supermikro?

Duhai kau yang bebas terbang kepakan sayapmu
Sudikah, dikau kekang kepakan sayapmu itu?
Agar kau, mereka dan aku..., kita....
bersama hentikan pandemi,
hingga kita bisa kepakan sayap bersama
terbang bebas tanpa pandemi

-----------------------------------

**Note:
      Kepak = sayap 
      Berkepak-kepak= mengibas-ngibaskan sayap
      (KBBI)


(3) Patuh dalam Bebas Normal Baru 

| ilustrasi || https://temporarylumps.com |


New normal adalah  gaya hidup dalam juang  di negeri pandemi
Gaya hidup baru dalam ancaman mahluk super mikro
Gaya hidup baru untuk tetap nikmati  anugerah Sang Khalik
Gaya hidup baru dalam kebebasan hidup
Gaya hidup baru dalam panduan kitab suci pandemi berisi ayat-ayat protokol 

Kau tetap bebas
Bebas dalam tarikan napas
Bebas mencinta
Bebas berucap
Bebas berjalan
Bebas berkarya
Bebas mengais rejeki
Bebas menjual
Bebas membeli 

Namun ...
Bebasmu itu harus kau kawinkan dalam ikatan cinta tulus
Harus kau kawinkan dengan satu-satunya pasangan terbaik
Tak ada pilihan lain, hanya satu
Hanya satu kata: Patuh!
Patuhlah dalam bebasmu, jika kau ingin tetap hidup
Bukalah gulungan kitab protokol itu...
Baca dan pahami ayat-ayat protokol ...

Dan...
Patuhlah dalam bebasmu!
Bebaslah dalam patuhmu!

Jumat, 01 Mei 2020

25 Karya Efek #StayAtHome di Bulan April

| ilustrasi || toolfarm.com |
Bulan April 2020 saya memulai aktifitas #StayAtHome. Ternyata banyak waktu luang, yang sayang jika tak dimanfaatkan. Maka saya manfaatkanlah dengan menulis, baik akun dan group facebook, di blog saya ini, juga ada blog Info-Pemilu-Pilkada dan yang paling intens di kompasiana.com

Menulis bukan sekedar hobi bagi saya. Menulis merupakan cara untuk berbagi ilmu, pemikiran, semangat dan inspirasi kehidupan. Bentuk tulisan yang banyak saya tulis adalah dalam bentuk puisi, selain artikel opini.
"Saya bukan penyair hebat, hanya penikmat bait kata indah penuh makna dan berharap rangkaian kata yang sederhana bisa membawa inspirasi bagi yang membaca" 
Jika sobat pembaca berkenan menyimak sebagai bahan bacaan #StayAtHome, klik saja judul/link di bawah ini:

1. (Hai Covid) Kami Baik-baik Saja! [15.04.2020]
2. Selalu Ada Cahaya Asa [17.04.2020]
3. Kuasa [18.04.2020]
4. Doa [18.04.2020]
5. Darah, Dosa dan Pengampunan [19.04.2020]
6. Kau [20.04.2020]
7. Kuatir [20.04.2020]
8. Bait-bait Covid Satu Sembilan [21.04.2020]
9. Kartini Tak Pernah Mati [21.04.2020]
10. Sajak untuk Mama (Apa Kabar Kau yang Disana) [21.04.2020]
11. Sembahyang Kehidupan  [23.04.2020]
12. Doa Sang Bumi untuk Penghuninya [23.04.2020]
13. Madah untuk Secarik Kertas Tanpa Napas [23.04.2020]
14. Menjemput Senja Penuh Makna di Minawanua [24.04.2020]
15. Mengejar Sang Mimpi [24.04.2020]
16. Aku Diam Bukan Berarti Mati Tanpa Arti [26.04.2020]
17. Hari Minggu Tak Biasa yang Luar Biasa [26.04.2020]
18. Pesta Kami, Duka Sang Raja [26.04.2020]
19. Kepada Kawanku Kompasianer [27.04.2020]
20. Tentang Hidup [28.04.2020]
21. Untuk Sobatku di Garda Terdepan Pandemi [28.04.2020]
22. Ketika Hari Baru Kunikmati Lagi [28.04.2020]
23. Untuk Kawanku Juru Warta [28.04.2020]
24. Aku Ternyata Maling [29.04.2020]
25. Kau Hilang dalam Ada-mu [30.04.2020]

Ada 25 totalnya, hehehe lumayan. Semoga bisa menginspirasi, menghibur dan menemani masa masa di rumah aja. Karya-karya ini sebagiannya adalah karya lama yang disunting lagi, untuk menyesuaikan dengan konteks kini. Ayo tetap produktif #StayAtHome #StayProductive

Rabu, 01 Januari 2020

Narasi dan Aksi

Ada sembah sujud syukur...
Ada untai kata selamat...
Ada jabat tangan...
  
Ada langit bertabur kembang api...
Narasi dan aksi semarak setiap tahun baru... 
Namun,
Setelah semua narasi dan aksi itu
Para aktor kembali dengan akting tak terbarukan...

Narasi berbalut ego
Tanpa syair maaf dan terimakasih
Hanya syair keakuan dan keangkuhan
Hanya hipnotisme orasi silat lidah

Aksi berbalut keangkuhan
Lakon licik namun asyik
Meracik racun di wadah madu
Singkirkan lawan dan juga kawan 

Yah...
Narasi dan aksi tanpa tranformasi setelah megah pesta tahun baru...
Baru tahunnya lama lakonnya...

Ah...
Semoga tahun baru ini benarlah baru...
Narasi dan aksi saling merangkul
Hadirkan syair cinta kasih sepanjang hari Lakonkan jabat tangan sepanjang masa Menyatukan segala beda
Aksi ulur tangan untuk yang lemah

Hingga suatu saat, entah tahun  kapan
Ketika tubuh menjadi debu dan  jiwa menjemput keabadian 
dengan penuh kedamaian disuatu ruang hidup abadi bernama sorga....

Selamat menjemput tahun baru dengan spirit narasi dan aksi baru...
Kebaruan yang menghidupkan ...

***Seper Watu,  Rinegetan Tondano
01 Januari 2020

Rabu, 11 September 2013

Ready To Create The Future

Qta semua punya masa lalu...
Jadikan itu pelajaran bukan sandungan...
Qta semua punya masa depan...
Jadikan dia cerah dengan pengalaman masa lalu....

Keep moving forward to create our future....

Kamis, 11 Juli 2013

GMM dan Jaringan Mawale Movement terbitkan buku: "MEMEREDEKAKAN TOU MINAHASA"

Buku “Mememerdekakan Tou Minahasa” Kumpulan Pemikiran Kaum Muda Minahasa

PENULIS DAN JUDUL TULISAN:
  • sebuah puisi  “I Will Not Sell My Minahasa” karya Candra Rororoh ini, 
  •  Matulandi Supit (Minahasa Dalam Gerak Zaman ), 
  • Riane Elean (Menafsir Ratapan Terakhir Sang Manguni), 
  • Daniel Kaligis (Minahasa, Mange Wisa Kou?), 
  • Ivan Kaunang (Merdeka(kah)Ke(budaya)an Minahasa?), 
  • Greenhill Weol ((Orang) Minahasa Harus Merdeka!), 
  • Meidy Y. Tinangon (Memerdekakan Tou Minahasa: Beberapa Pokok Pikiran), 
  • Yanny Marentek (Menemukan Kemerdekaan Hakiki Tou Minahasa:  Orang Muda Minahasa di Pentas Politik Praktis), 
  • Rikson Karundeng (Gereja Memerdekakan Tou Minahasa?: Sebuah Catatan Tentang Disorientasi Peran Gereja di Minahasa), 
  • Denni Pinontoan (Teologi Mapalus, Teologi Bersama Yang Membebaskan), 
  • Venly Massie (Spiritualitas Kristiani Dalam Kehidupan Bertani:  Kajian Teologis Peran Gereja Bagi Komunitas Petani), 
  • Ruth Wangkai (Pingkan Cermin Diri tou Minahasa: Upaya Menemukan Kembali Dignitas Tou Minahasa dalam Sosok Pingkan), 
  • Bodewyn Talumewo (Bangun Kebudayaan, Memerdekakan (Tou) Minahasa:  Sepenggal Kisah John F. malonda, Sastrawan-Budayawan Minahasa), 
  • Sofyan Jimmy Yosadi (Advokasi Terhadap Persoalan Tou, Tana’ dan Penanda Budaya Minahasa).

Senin, 27 Juni 2011

Bergaul dengan Konflik

Belajar Memahami Konflik & Cara Mengelolahnya
By:
Meidy Y. Tinangon
·     Introduksi
KONFLIK, sering dianggap sebagai suatu hal yang harus dihindari. Padahal, dalam kenyataannya konflik justru merupakan suatu fakta yang tak bisa terhindarkan. Dalam komunitas gereja, konflik justru sering dianggap haram, pekerjaan setan dan karena itu harus dihindari bahkan dimusuhi. Padahal, sekali lagi jika kita berkenalan dengan bentuk-bentuk dan tingkatan dari konflik, kita akan mendapati bahwa konflik adalah suatu fakta manusiawi, fakta interaksi sosial dan dengan demikian merupakan fakta pelayanan.
Sebagai fakta bermanusia, bersosial dan bergereja, konflik memang sering tak terhindarkan dan tak bisa dihindari. Sekalipun demikian, bukan berarti konflik kemudian akan kita biarkan. Konflik ibarat pedang bermata dua, di satu sisi dampaknya bisa positif dan di sisi lain bisa negatif. Tergantung bagaimana kita mengelolahnya, mengendalikannya, menyelesaikannya. Dengan demikian, untuk bisa mengelolahnya, kita perlu ‘bergaul’ dengan konflik, mengenalnya, memahaminya, menyikapinya, mengelolahnya hingga akhirnya kita (pribadi, organisasi, gereja) menikmati hasil pergaulan dengan konflik yang –sekali lagi- bisa positif atau negatif.........



·      Apa itu Konflik
Kata Konflik berasal dari kata confligere, conflictum, yang berarti saling berbenturan. Arti kata ini menunjuk pada semua benturan, tabrakan, ketidaksesuaian, ketidak serasi- an, pertentangan, perkelahian, operasi dan interaksi yang antagonis (Kartini Kartono 1991 dalam Anonim 2002).

Senin, 04 April 2011

Menulis Kreatif: Tips Menulis Puisi

|eastgreenwichnews.com|
Kita banyak mengalami pengalaman hidup yang sangat berkesan dalam perjalanan hidup ini. Sayang jika pengalaman itu berlalu tanpa meninggalkan bekas. Apalagi kalau pengalaman itu bisa bermanfaat bagi orang lain atau berpotensi merubah cara pikir orang lain. 
Untuk bisa bermanfaat bagi dokumentasi pribadi atau untuk kepentingan orang lain, maka pengalaman atau pandangan kita tentang pengalaman hidup, apa yang kita saksikan dan alami, dapat kita tuangkan dalam bentuk tulisan kreatif. Salah satu bentuknya adalah puisi.

Seorang penulis puisi atau penyair tidak akan meremehkan pengalaman-pengalamannya. Segala sesuatu yang dilihat dan dialaminya selalu tidak luput dari perhatiannya. Dia menjadikan semua itu sebagai sesuatu yang bermakna bagi orang lain.

Banyak orang berpikir bahwa menulis puisi itu rumit. Padahal jika kita telah mencobanya, kerumitan yang terbayangkan itu akan menjadi keindahan yang nyata. Untuk membantu anda menulis, perlu diketahui unsur - unsur apakah yang membentuk sebuah puisi ?

Secara umum orang mengatakan bahwa sebuah puisi dibangun oleh dua unsur penting, yakni bentuk dan isi. Waluyo (1987) berpendapat bahwa struktur fisik puisi terdiri atas baris-baris puisi yang bersama-sama membangun bait-bait puisi. Adapun unsur-unsur fisik yang termasuk dalam struktur fisik puisi menurut Waluyo adalah: diksi, pengimajian, kata konkret , majas, versifikasi dan fipografi. Selain itu masih ada unsur yang lain yaitu sarana retorika.

Berikut diuraikan unsur-unsur tersebut:

1. Diksi
Diksi atau pilihan kata mempunyai peranan penting dan utama untuk mencapai keefektifan dalam penulisan suatu karya sastra. Untuk menggunakan diksi dengan baik, penulis harus memahami masalah kata dan maknanya, tahu mengaktifkan kosa kata, memilih kata yang tepat dan sesuai dengan situasi dan mengenal corak gaya bahasa sesuai tujuan penulisan.

2. Pengimajian 
Imaji (image) digunakan untuk memberi gambaran yang jelas dan membuat lebih hidup gambaran dalam pikiran untuk menarik perhatian pembaca. Pengimajian merupakan sarana utama mencapai kepuitisan.

3. Kata Konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang diungkapkan penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca.

4. Bahasa Figuratif
Bahasa figuratif membuat puisi memancarkan banyak makna atau kaya makna. Jenis bahasa figuratif misalnya adalah simile, metafora dan personifikasi.

5. Versifikasi
Versifikasi meliputi ritma (irama), rima (rhytme, pengulangan bunyi di dalam baris puisi) dan metrum (irama yang tetap).

6. Tipografi
Merupakan pembeda yang paling awal dapat dilihat dalam  membedakan puisi dengan prosa fiksi dan drama.

7. Sarana Retorika
Merupakan pola atau gaya yang merupakan keistimewaan, kekhasan seorang pengarang. Sarana retorika disebut juga sebagai muslihat pikiran yang berupa bahasa yang tersusun untuk mengajak pembaca berpikir.

Demikian unsur-unsur pembentuk puisi semoga bermanfaat bagi calon penyair. (***)