Tampilkan postingan dengan label tentang pengharapan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tentang pengharapan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 16 Juli 2023

Sajak-Sajak Pengharapan

 

"Sajak-sajak karya Meidy Yafeth Tinangon bertemakan tentang asa, atau harapan, atau pengharapan" 

1. Biarlah Asa Terus Mengalir

(MYT, Mei 2023)

Mengalir.
Biarlah asa mengalir.
Meskipun gerbang tertutup,
selalu ada jalan untuk sebuah asa tentang kebajikan.

Mengalir.
Biarlah asa tetap mengalir.
Meskipun kerikil dan batu menghadang,
selalu ada segenggam semangat di balik asa yang terjaga.

selengkapnya di Kompasiana (Klik di Sini)

===

2. Kuasa yang Membunuh Asa

(MYT, Mei 2023)

Istana, mahkota, dan senjata, gembira riang:
istana itu bukan sekedar tiang,
mahkota itu bukan sekedar lambang,
senjata itu bukan sekedar alat perang

Gembira riang! Mereka telah menang!
Mengalahkan sebuah cahaya terang
Menghapus wajah-wajah senang
Mengubah diri insan yang tenang

selengkapnya di Kompasiana (Klik di Sini)

===

3.  Selalu Ada Cahaya Asa 

(MYT, April 2020)

Menatap alam, merenung hidup: "tak ada yang pasti tentang esok" 
Hanya ada gambaran buram  tentang hidup yang tercedrai
Laut mengamuk gelombang mendera, awan hitam mendung durjana
Terik mentari membakar badan, kelam malam menutup pandang
Mahluk mikro mengurung tubuh, Corona bermahkota duri membawa bencana

Irama alam hempaskan tubuh insan penghuni bumi
Menusuk kalbu, merobek asa, membunuh semangat, membius nalar
Kapan semua akan berakhir ? Sepanjang hayat dikandung badan ?
Ah tidak ! Selalu ada cahaya asa dalam gelap paling kelam !

....

Selengkapnya di Kompasiana (Klik di Sini)

4. Semoga

(MYT, Mei 2023)

Semoga...
Gelap kan berganti benderang
Bintang-bintang kan menari riang
Mentari kan bersinar terang
Wajah-wajah kembali riang

Semoga...
Jejak-jejak membekas indah
Menghapus segala gundah
Jalan derita terlewati sudah
Jejak juang kan berakhir indah 

Selengkapnya di Kompasiana (Klik di Sini)

===

5. Kepergian, Kenangan dan Harapan

Tentang kepergian, seperti biasa, kau menyampaikan salam, mengecup mesra kening kekasih hatimu, lalu dia berkata: "Hati-hati di jalan." Engkau pun pergi, meninggalkan seberkas senyum penuh harapan, bergegas melangkahkan kaki, penuh sejuta semangat. Engkau biasanya, pergi untuk sebuah juang jejak kebajikan.

Tapi kepergianmu kini sungguh beda. Tak sempat kau memberikan kecupan, apalagi pesan. Tak ada langkah kaki yang penuh semangat mengejar impian. Engkau sedang berjuang melawan sakit di ragamu, lalu tetiba memejamkan mata, terbaring kaku, tanpa tarikan nafas, apalagi seuntai kata. Engkau pergi meninggalkan kefanaan dunia.

Selengkapnya di Kompasiana (Klik di Sini)








Kamis, 09 April 2020

Menatap Cahya Harapan #DirumahAja

Cahya Rembulan di Kelam Malam (Rinegetan, 9 April 2020)
Malam ini...
Ada rembulan kupandang dari teras rumah
di malam jelang Jumat Agung...
Ada cahya dibalik glap malam
Bawa pesan berbalut asa di tengah dunia berbalut kelam glap...
Ada cahya penuh warta dan asa dari langit:
"Ada Kuasa sanggup kalahkan glap..."

Malam ini...
Kelam malam tak mampu halangi Cahya Sang Rembulan ...
Seakan bawa pesan: 
"kelam Covid pasti kan berlalu... kalian di bumi #DirumahAja "
Dari teras rumah cakrawala pandang
mampu tatap keagungan Sang Pencipta glap malam...

Duhai rembulan titip pesan untuk Pemilikmu,
jangan Dia redupkan cahyaNya
untuk kami para pendosa...
Kami akan #DirumahAja
dalam renung, doa, harap, dan karya...
Renung, doa dan harap hanya kepada Sang Cahya Agung, Cahya Harapan:
Penguasa rembulan, Penguasa malam, Penguasa bumi, Penguasa manusia dan.... 
juga Penguasa segala mahluk termasuk mahluk mikro setengah hidup bernama Corona alias #Covid-19 ... !!!




Kamis malam, 9 April 2020, jelang Jumat Agung #DiRumahAja

Selamat Jumat Agung 2020🙏🙏🙏