Catatan dari "Bakudapa" Alumni SMANSA Tondano '94
|
Lama tak ketemu, banyak yang berubah |
Sabtu, 27 Juli 2013, perlahan-lahan gelap malam menyelimuti kawasan 'bolevard' Tondano, sebuah pusat kuliner yang cukup membuat hidup denyut nadi Tondano-ibukota Minahasa tercinta, dengan
ciri khas-nya,
"sate kolombi" dan
"milu (jagung) bakar".
Di rumah makan Ho Ho - sebuah rumah makan yang ramai dikunjungi para penggemar menu danau Tondano - satu per satu kumpulan teman lama semasa SMA mulai berdatangan. Yah, hari itu mereka janjian bertemu, mengenang nostalgia SMA, merajut lagi tali pertemanan yang hanya terjaga di dunia maya namun putus di alam nyata.
Mereka adalah teman dan teman yang dulunya pernah sebangku, sekelas, se-almamater di SMAN 1 TONDANO, yang terdaftar sebagai siswa di tahun 1991 dan melepas kostum putih abu-abu di tahun 1994. Mereka alumni SMANSA '94.
Lama tak bersua, ketika bertemu bagai menemukan permata yang hilang. Masing-masing adalah permata untuk yang lain. Bincang-bincang di dunia maya oleh generasi zaman virtual akhirnya terwujud.Wajah ceria, senyum penuh haru tak tertahan ketika muka dan muka ketemu. Tak ayal, sudah hampir 20 tahun menjadi alumnus SMANSA beberapa diantara mereka baru bersua muka hari itu.
Memang baru 15 orang yang bertemu namun terpatri komitmen membangun tali pertemanan bahkan persaudaraan sesama alumni. Malam itu memang yang berkesempatan hadir: Pdt. Heydi Runturambi, Pdt Inggrit Matheos, Vanda Sumampow dan Sang kekasih sejati sejak SMA, Edwin Abuthan. Ada juga nona Cilia Lumoindong yang masih gesit en lincah (hehehe) seperti dulu semasa SMA. Ada ibu dosen, Merlin Maukar dengan kacamata khasnya yang digunakan sejak SMA (so ganti kacamata katu...). Ada Vivi Wakary lengkap dengan sang suami tercinta. Ada Aybie Suplig dan si Nyong yang makin bongsor Michael Rizal Singkoh. Tak ketinggalan, ibu-ibu teladan: Olive Runturambi, Olvian Pongilatong, Maya Rumagit dan ibu gembala yang selalu senyum, Selvana Baby Sumanti. Juga ada Meidy Tinangon yang rambutnya tak sebanyak dulu (hahahaha). Tak ketinggalan Tamura Wuntu yang lahir di SMANSA Tondano tapi besar di SMA YPKM (hehehe).
Malam itu, di Ho-Ho Bolevard, tersaji canda tawa, bincang-bincang, jeprat-jepret, cipika-cipiki hinga sajian makanan: bebe Tondano, sate kolombi, kolombi santang, milu bakar, mujair bakar, lobster Tondano plus nike, si mungil dengan populasi terbanyak di Danau Tondano.
Perut boleh kenyang namun hati belum kenyang. Masih banyak teman yang belum bersua.... masih banyak kisah yang belum terungkap... masih banyak makna yang belum terhisap... yang pasti suasana malam itu, membawa sadar, insan-insan muda (masih muda toch....hehehe) bahwa pertemanan itu indah...pertemanan itu perlu...pertemanan itu mulia...Begitulah manusia mahluk sosial. Yang pasti, mereka merasa saling butuh dan berharap saling topang, saling baku kase kuat, saling berbagi, merindu dan berdoa....
Hmmm, sampe baku dapa lagee friends.... GBU all. :-)